Anakanak yang mulai memasuki batasan usia remaja mulai ingin punya kamar sendiri atau tidak ingin lagi ikut jalan-jalan ke mal dengan orangtua. Di usia 14-17 tahun, remaja bahkan sudah bisa beradu argumen dengan orangtua untuk mendapatkan privasi ini. 3. Jatuh cinta. Di usia 14 tahun, para remaja mulai menunjukkan ketertarikan dengan lawan jenis. Perubahanyang dialami para remaja tersebut meliputi pemahaman tentang diri sendiri, pembentukan identitas diri, emosi mudah berubah, dan persiapan masa dewasa yang ditandai dengan mulai merasakan akan pentingnya sebuah pencapaian dan penempatan peran dalam lingkungan sosial. Pada umumnya remaja memiliki keingintahuan yang besar. Orangtua selalu menginginkan dalam hidupnya mampu mendidik dan membersamai anaknya dalam kehidupan. sejak kanak, remaja hingga kemudian menjadi dewasa orang tua memiliki cita-cita yang mulia terhadap anaknya. walaupun secara spesifik tentu setiap orang tua punya standar tersendiri terhadap cita-cita kesuksesan anaknya. Salah satu fase anak dalam kehidupan adalah remaja, masa dimana hampir 3 Cara berpikir kausalitas Remaja sudah mulai berpikir yang menyangkut sebab- akibat. Jadi dia sudah mulai kritis dalam berpikir segala sesuatu, sehingga ia mulai berani melawan pendapat orang dewasa. 4. Emosi yang meluap- luap Keadaan emosi remaja masi labil karna erat hubunganya dengan keadan hormon. Emosi remaja lebi kuat dan lebi menguasai b Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed).Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar Putraatau putri kita akan mencari pasangan pertama mereka, itu adalah sesuatu yang normal dan perlu 3. Cinta dan seks. Masa remaja tidak lebih dari perubahan hormonal yang dialami anak-anak sampai sekarang dan yang menentukan timbulnya hasrat seksual di dalamnya. Hubungan dan seks adalah sesuatu yang biasanya bukan topik pembicaraan biasa antara orang tua dan anak mereka, itulah sebabnya dia Seoranganak yang baru akan memasuki usia remaja akan menyadari harga diri serta bakatnya dan sudah merasa bahwa ia adalah bagian dari keluarga dan teman-temannya. Perannya di antara teman-teman sebayanya juga mulai terbentuk dan bisa saja dia jadi pemimpin, si pengikut atau si pelawak. Apapun itu, peran tersebut membentuk bagian dari identitasnya. Berikutini informasi mengenai tiga fase utama pada masa remaja berdasarkan tahap perkembangan usianya. 1. Fase Remaja Awal (Usia 10-13 Tahun) Masa remaja awal terjadi di antara usia 10-13 tahun. Selama tahap ini, anak-anak sering kali mulai tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. 9lBJ3in. – Manusia mengalami berabagai masa perkembangan dalam hidupnya, salah satunya adalah perkembangan remaja. Ada definisi, ciri-ciri, dan tugas perkembangan remaja? Berikut adalah penjelasannya! Definisi perkembangan remaja Menurut John W. Santrock dalam buku Life-span Development Perkembangan Masa Hidup 2001, remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologi, kognitif, dan sosial remaja awal dimulai pada usia 12 hingga 15 tahun dan diakhiri pada masa remaja akhir di usia 18 hingga 21 tahun. Pada perkembangan remaja, seseorang tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak. Namun, belum memiliki kematangan seorang dewasa. Baca juga Masa Lanjut usia Pengertian dan Ciri-cirinyaPada masa remaja, kematangan seksual seseorang mulai berkembang hingga benar-benar matang. Perubahan fisik, intelektual, dan juga emosi dalam masa ini merupakan persiapan seseorang untuk masuk ke dalam masa dewasa. Ciri-ciri perkembangan remaja Mengalami tanda seksual sekunder hingga kematangan reproduksi. Mengalami perubahan fisik dan perilaku sesuai dengan jenis kelamin. Mulai merasakan, mengendalikan, dan juga mengarahkan dorongan seksual. Perubahan nilai yang dianggap penting dan tidak penting. Kerap berpikiran abstrak, namun dapat kembali berpikiran konkret ketika berada di bawah tekanan. Mengalami perkambangan otak akan keterampilan sosial dan juga pemecahan masalah. Memiliki keinginan untuk mandiri dan merasakan kebebasan. Memiliki keinginan untuk mencoba hal baru dan cenderung lebih mengambil risiko. Perubahan emosional atau mood yang berlangsung dengan cepat. Mulai mengalami kegelisahan dalam hidupnya. Mulai merasakan kekurangan diri, namun belajar untuk menerimanya. Mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dan lebih kuat. Mulai memahami bagaimana tindakan dan keputusan yang diambil memberikan pengaruh pada masa depan. Baca juga Perbedaan Masa Sebelum dan Sesudah Pubertas pada Laki-laki Tugas perkembangan remaja Ketika memasuki masa remaja, muncul tugas perkembangan remaja. Tugas tersebut harus dituntaskan agar remaja smerasakan kebahagiaan, kesuksesan, penerimaan di masyarakat, dan kesiapan untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya. Menurut E. B. Hurlock dalam buku berjudul Psikologi Perkembangan Edisi 5 2001, tugas perkembangan remaja adalah Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita. Mencapai peran sosial baik sebagai pria maupun wanita. Menerima keadaan fisiknya dan dapat menggunakan tubuhnya secara efektif. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua. Mempersiapkan karier ekonomi. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Perkembangan masa remaja adalah masa transisi atau periode peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang terjadi pada umur 12 hingga 21 tahun bagi wanita dan 22 bagi pria Asrori dalam Ajhuri, 2019, hlm. 122. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Salah satu ciri utama dari dimulainya masa remaja adalah ketika pertumbuhan seksual mereka telah sempurna. Seperti yang diungkapkan oleh Thahir 2018, hlm. 147 bahwa masa remaja secara umum dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilisasi, kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja dimulai pada usia 12-18 tahun atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan psikososial. Otonomi; harga diri, dan intimasi. Periode ini juga amat berisiko. Secara psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama Hurlock, 1999 dalam Thahir, 2018, hlm. 147. Jiwa “pemberontakan” yang biasa dilabelkan pada remaja harus dipandang sebagai perspektif orang dewasa. Hal ini karena jiwa pemberontak atau kenakalan yang tampak sering terjadi pada remaja sebetulnya bukan sepenuhnya karakteristik dari kelompok usia ini. Pada dasarnya, orang dewasa juga memiliki karakter yang sama, hanya saja pengalaman atau jam terbangnya berbeda. Sesungguhnya, yang disebut “pemberontakan” tersebut tidak lebih dari upaya remaja untuk mencari penegasan diri untuk menemukan bahwa dirinya berbeda, dan merupakan proses yang penting dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian. Seperti bagaimana anak harus dibebaskan bermain dan bereksplorasi, hal serupa juga harus diterapkan pada remaja, tentunya dengan pengawasan dan arahan orang tua. Pembagian dan Ciri Masa Remaja Menurut Ajhuri, 2019, hlm. 123-124 secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yakni sebagai berikut. Masa remaja awal 12-15 tahun Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Masa remaja pertengahan 15-18 tahun Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri selfdirected. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu. Masa remaja akhir 19-22 tahun Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini. Sementara itu, karakteristik atau ciri individu pada masa perkembangan remaja adalah masa remaja sebagai periode peralihan dari kanak-kanak ke dewasa, masa remaja adalah periode perubahan terjadi peningkatan emosi, masa remaja sebagai usia bermasalah, cenderung tidak rapi, tidak hati-hati, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan merasa banyak masalah, masa remaja cenderung memaksakan seperti yang ia inginkan tidak realistis, masa remaja sebagai ambang masa dewasa mencari hingga menemukan identitas diri sendiri Sumanto dalam Ajhuri, 2019, hlm. 124. Permasalahan Masa Remaja Masa remaja adalah masa yang terbilang sulit bahkan bagi remaja sendiri. Tentunya hal ini juga berlaku bagi orang tuanya. Lagi-lagi perlu ditegaskan bahwa sejatinya memberontak adalah insting alami dari remaja agar dapat berdiri sendiri melakukan sesuatu dengan caranya sendiri supaya dia menjadi dewasa dan tidak bergantung pada orang lain orang tua. Oleh karena itu, tugas masa orang dewasa tengah atau akhir adalah memaklumi namun tetap mengawasi, dan mendampingi, bukan hanya memarahi atau menasihati saja. Hal ini juga karena akan sulit untuk mendikte seorang remaja. Kesulitan-kesulitan remaja disebabkan oleh fenomena dari remaja sendiri dengan disertai beberapa perilaku khusus yang di antaranya adalah sebagai berikut. Periode remaja mulai untuk menyuarakan kebebasan serta haknya terhadap pendapatnya. Periode remaja akan lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, terutama oleh teman-teman sebayanya jika dibandingkan pada saat mereka masih pada masa kanak-kanak. Terjadinya perubahan fisik yang cepat dan pesat, mulai dari tumbuh kembangnya hingga seksualitasnya. Periode remaja memiliki kepercayaan diri yang tinggi over confidence. Kepercayaan diri ini akan meningkat bersama dengan emosinya sehingga akan mengalami kesulitan dalam menerima nasihat atau pengarahan dari orang lain, tak terkecuali orang tua Putro dalam Masykuroh dkk, 2021, hlm. 84. Masa Kritis Remaja Masa kritis remaja ialah dimana remaja berusaha mencoba menemukan siapa dirinya Kartikawati & Sari, 2017. Pada masa ini remaja cenderung akan memikirkan tindakan apa yang dilakukan, tindakan apa yang akan dan sedang dilakukan, serta akan mencoba sesuatu sampai dapat dilakukannya. Terdapat dua masa kritis pada remaja Marwoko, 2019 dalam Masykuroh, 2021, hlm. 87, yakni sebagai berikut. Ancaman/bahaya Fisik Bahaya fisik pada remaja meliputi beberapa poin di bawah ini. Kematian Kematian akibat kecelakaan di jalan raya menjadi penyebab utama kematian pada remaja. Diambil dari data World Health Organization WHO bahwa sebanyak juta orang mengalami kematian akibat kecelakaan di jalan raya Setyowati et al., 2019. Penyebab kecelakaan di usia remaja dikarenakan rendahnya pemahaman remaja terhadap ancaman/ bahaya di jalan raya. Seperti tidak memakai helm, berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata, mengabaikan rambu lalu lintas di jalan. Bunuh Diri Bunuh diri menjadi penyebab kedua kematian pada remaja. Diambil dari data World Health Organization WHO bahwa sebanyak 800ribu orang meninggal karena bunuh diri Kusumayanti et al., 2020. Penyebab bunuh diri di usia remaja dikarenakan perilaku dan emosional remaja mengalami luapan emosi yang membuat gangguan perilaku muncul salah satunya yaitu bunuh diri. Cacat fisik Cacat fisik pada remaja sebabkan karena bawaan sejak lahir ataupun disebabkan karena terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat fisik permanen. Sulit menyesuaikan diri Sulit menyesuaikan diri pada remaja disebabkan karena remaja yang tidak percaya diri akan kemampuan dan kelebihannya. Padahal, sejatinya setiap individu memiliki kemampuan dan kelebihan yang berbeda namun mungkin sulit untuk diwadahi atau belum mendapatkan medan yang sesuai di masa ini. Ancaman/Bahaya Psikologis Sementara itu ancaman atau bahaya yang akan dihadapi oleh individu pada periode remaja adalah sebagai berikut. Perilaku Sosial Remaja perlu mengembangkan perilaku sosial yang matang sehingga memperkecil ketidakmatangan dalam berperilaku sosial Kartikawati & Sari, 2017 dalam Masykuroh, 2021, hlm. 88. Ketidakmatangan tersebut seperti remaja memilih teman sebaya yang bersikap kekanak-kanakan, membuang-buang waktu bersama teman untuk membicarakan sesuatu yang tidak penting. Perilaku Seksual Remaja yang tidak memiliki pasangan akan dibedakan perlakuannya oleh teman-temannya, sikap seperti itulah yang menunjukkan ketidakmatangan remaja dalam berperilaku. Perilaku Moral Berkaitan dengan perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang sesuai ataupun tidak sesuai dalam masyarakat. Ketidakmatangan dalam perilaku moral yaitu kenakalan remaja seperti Tindakan kriminal. Hubungan Keluarga Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi secara pribadi dengan keluarga dapat memperkecil permasalahan dalam keluarga. Begitu pun sebaliknya ketidakmampuan dalam berinteraksi maupun berkomunikasi dengan keluarga menyebabkan terjadinya permasalahan dalam keluarga. Menurut Hurlock dalam Masykuroh dkk, 2021, hlm. 86 terdapat 8 tugas perkembangan yang dimiliki oleh remaja, yakni sebagai berikut. Proses pencapaian untuk lebih matang dengan teman sebaya. Proses pencapaian untuk memenuhi tugas sosial laki-laki dan perempuan. Mampu menerima bagaimana kondisi fisiknya. Proses pencapaian untuk berperilaku sosial dan bertanggung jawab. Mempersiapkan karier. Proses pencapaian untuk memiliki sikap mandiri emosional dari orang dewasa maupun orang tua. Menyiapkan diri untuk berumah tangga. Proses pencapaian untuk lebih meningkatkan kemandirian dan membuat diterima oleh masyarakat. Kebutuhan Remaja Kebutuhan Remaja Semakin bertambah usia maka semakin lebih besar kebutuhan yang akan dimilikinya, begitu juga dengan remaja kebutuhan pada masa kanak-kanak akan mulai berkurang, diganti menjadi kebutuhan yang lebih matang. Kebutuhan ini terhitung penting bagi usia ini mengingat betapa sulit kehidupan mereka pada masa ini. Remaja diancam oleh bahaya fisik dan psikis yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam periode selanjutnya dalam hidup. Menurut Hurlock dalam Masykuroh dkk, 2021, hlm. 87 terdapat beberapa kebutuhan yang dialami remaja yang di antaranya adalah sebagai berikut. Kebutuhan rekreasi remaja seperti permainan dan olahraga, untuk mengembangkan pengetahuan dan fisik mereka, bersantai bersama teman, senang bepergian atau liburan bersama teman, membaca buku/majalah/novel, menonton film, dan melamun. Kebutuhan sosial remaja seperti remaja lebih senang atau lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-teman. Kebutuhan pribadi remaja seperti merawat penampilan, mengembangkan prestasi, agama, Pendidikan dan seks atau perilaku seks. Perkembangan Fisik Remaja Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA sekitar 150, sementara remaja putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja putra USA sekitar 177 cm, sedangkan remaja putri hanya 163 cm. Kecepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada masa pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3 inci, sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya Marshall, dalam Thahir, 2018, hlm. 148. Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup. Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. 149 Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 % Sinclair, dalam Thahir, 2018, hlm. 148. Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik tinggi dan berat badan lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun. Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan morbiditas di usia bayi dan kanak-kanak. Pubertas Salah satu ciri utama dari pertumbuhan fisik utama dari remaja adalah pubertas. Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya Seifert & Hoffnung, 1987 dalam Thahir, 2018, hlm. 149. Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder. Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tuba falopi, dan ovaries. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama menarche. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testis, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali wet dream. Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan pubic, bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, tekstur kulit, perkembangan muskular, dan pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Kelenjar seks wanita ovaries dan pria testis mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary yang berada di dalam otak merangsang testis dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak. Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani body image dan kepercayaan dirinya self-esteem. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot padded. Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot slender. Mesomorfik sedikit lemak banyak otot muscular. Perkembangan Kognitif Remaja Secara kognitif, individu pada masa remaja mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Merujuk kepada Piaget, remaja memasuki level tertinggi perkembangan kognitif pada tahap Operasi Formal ketika mereka mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. Perkembangan ini, yang biasa terjadi pada usia 11 tahun, memberikan cara baru yang lebih fleksibel kepada mereka untuk mengolah informasi. Tidak terbatas oleh di sini dan sekarang lagi, individu pada periode remaja sudah dapat mengetahui waktu historis sejarah masa lampau dan ruang luar angkasa yang tidak dapat dialami sendiri. Mereka dapat berpikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi. Mereka dapat menyusun dan menguji hipotesa. Pikiran tahap ini memiliki fleksibilitas yang tidak dimiliki di tahap operasional konkret. Kemampuan berpikir abstrak juga memiliki implikasi emosional. Sebelumnya, seorang anak dapat mencintai orang tua dan membenci teman sekelas. Sekarang, si remaja “dapat mencintai kebebasan dan membenci eksploitasi, kemungkinan dan cita-cita yang menarik bagi pikiran dan perasaan” H. Ginsburg & Opper, 1979. hlm. 201 dalam Thahir, 2018, hlm. 151. Personal Fable Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanakkanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Elkind dalam BeythMarom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001 dalam Thahir, 2018, hlm. 151 mengungkapkan bahwa salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fable. Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Kepercayaan egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri self-destructive oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Menurut Elkind pemikiran yang belum matang pada diri remaja dapat dimanifestasikan ke dalam 6 karakteristik, yaitu Idealisme dan Kekritisan, Argumentivitas, Ragu-ragu, Sikap Hipokritis, Kesadaran diri, Kekhususan dan Ketangguhan. Perkembangan Bahasa, saat usia 16 sampai 18 tahun, umumnya remaja mengenal sekitar kata. Pada masa ini, mereka semakin sadar akan kata-kata sebagai sebuah simbol dengan berbagai macam makna; mereka lebih suka menggunakan ironi, humor, permainan kata, dan metafora Owens, 1996 dalam Thahir, 2018, hlm. 151. Perkembangan Psikososial Remaja Menurut Erikson 1968, tugas utama masa remaja adalah memecahkan krisis identitas vs kebingungan identitas identity vs identity confution, untuk dapat menjadi orang dewasa unik dengan pemahaman diri yang utuh dan memahami peran nilai dalam masyarakat. “Krisis Identitas” ini jarang teratasi pada masa remaja; Identitas melawan kebingungan identitas merupakan tahap pertama perkembangan psikososial, di mana remaja berusaha mengembangkan perasaan akan eksistensi diri yang koheren, termasuk perannya dalam masyarakat. Merujuk kepada Erikson, remaja tidak membentuk identitas mereka dengan meniru orang lain, melainkan dengan memodifikasi dan menyintesis identifikasi lebih awal ke dalam “struktur psikologi baru yang lebih besar” Kroger, 1993, hlm. 3. Identitas terbentuk ketika remaja berhasil memecahkan tiga masalah utama; pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang diyakini dan dijalani, dan perkembangan identitas seksual yang memuaskan. Pencapaian Identitas Marcia dalam Thahir, 2018, hlm. 154 menemukan empat tipe status identitas identity achievement pencapaian identitas, foreclosure penutupan, moratorium penundaan, dan identity idufusion difusi identitas. Perbedaan keempat kategori ini terdapat pada ada atau tidaknya krisis dan komitmen. Marcia mendefinisikan krisis sebagai periode pembuatan keputusan yang disadari, dan komitmen sebagai investasi persoalan dalam pekerjaan atau sistem keyakinan ideologi. Berdasarkan riset Marcia, terdapat empat kategori status identitas, yaitu Identity Achievement krisis yang mengarah kepada komitmen. Menurut Marcia pencapaian identitas ditandai dengan komitmen untuk memilih menjadikannya sebuah krisis, periode yang dihabiskan untuk mencari alternatif. Foreclosure komitmen tanpa krisis, di mana seseorang tidak menghabiskan banyak waktu mempertimbangkan berbagai alternatif tidak berada dalam krisis dan melaksanakan rencana yang disiapkan orang lain untuk dirinya. Moratorium krisis tanpa komitmen, di mana seseorang sedang mempertimbangkan berbagai alternatif dalam krisis dan tampaknya mengarah kepada komitmen. Identity Diffusion tidak ada komitmen, tidak ada krisis, ditandai dengan ketiadaan komitmen dan kurangnya pertimbangan serius terhadap berbagai alternatif yang tersedia. Perkembangan Emosi Remaja Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal adalah perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal, dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan badaniah tersebut. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasannya untuk secara kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan besar dalam fluktuasi emosinya Ajhuri, 2019, hlm. 126. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media massa, dan minat pada seks lain, remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya. Referensi Ajhuri, 2019. Psikologi perkembangan pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Yogyakarta Penebar Media Pustaka. Masykuroh, K., Dewi, C., Heriyani, E., Widiastuti, 2021. Modul psikologi perkembangan. Jakarta Uhamka. Thahir, A. 2018. Psikologi perkembangan. Lampung Aura Publishing. Pada masa ini, ada hal-lal yang perlu orangtua pahami, seperti Anak akan cenderung egois dan selalu merasa benar apapun yang menjadi pemikirannya. Maka dari itu, Anda harus memberikan alasan atau argumen setiap kali memberi nasihat. Anak cenderung ingin melakukan hal apapun sendiri tanpa perlu dampingan orangtua. Bisa dikatakan anak sudah mulai mengerti dengan privasi. Middle umur 14 hingga 17 tahun Di fase ini perkembangan anak remaja Anda semakin terlihat seperti suara berubah yang berubah berat pada laki-laki, timbulnya jerawat, sampai bertambahnya tinggi badan. Sementara untuk remaja perempuan perubahan fisik yang muncul umumnya sudah sangat matang ditambah dengan masa menstruasi yang semakin teratur. Pada masa ini, ada hal-lal yang perlu orangtua pahami, seperti Remaja sudah mulai tertarik dengan hubungan romantis pada lawan jenis. Anda perlu mengulang kembali materi pendidikan seksual yang pernah diberikan. Akan lebih banyak perdebatan dengan orangtua yang disebabkan anak ingin belajar mandiri dan bahkan mulai menunjukkan kenakalan remaja. Pada fase ini pula remaja akan lebih suka menghabiskan waktu bersama teman sebaya. Cenderung impulsif atau bertindak tanpa berpikir matang-matang. Late umur 18 tahun ke atas Pada fase ini, tumbuh kembang remaja bisa dikatakan sudah mencapai batas maksimal. Jika di fase sebelumnya anak cenderung impulsif, di sini ia sikap itu belum hilang hanya saja umumnya lebih terkendali. Ditambah ia pun mulai memikirkan hukum sebab akibat dari sikap yang diambilnya. Jadi, anak cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan. Selain itu, hal lain yang terlihat di perkembangan remaja pada fase ini adalah anak sudah lebih fokus terhadap cita-cita atau apa yang ingin dilakukannya kelak. Jika di fase sebelumnya anak terlihat ingin melakukan semuanya sendiri tanpa peduli pendapat orangtua, di usia yang lebih dewasa ini yang terjadi justru sebaliknya. Dalam artian, anak cenderung meminta pendapat Anda tentang langkah yang akan diambilnya. Terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan cita-citanya. Pertumbuhan remaja secara umum Memasuki usia remaja atau saat anak menginjak usia 10 hingga 18 tahun, pertumbuhan anak berada di masa puncaknya. Pertumbuhan ini meliputi tinggi dan berat badan, kematangan organ reproduksi, hingga organ seksual. Sebagai panduan, berikut gambaran rata-rata pertumbuhan tinggi dan berat badan remaja, yaitu Remaja perempuan Tinggi badan ideal remaja 127 cm hingga 173 cm Berat badan ideal remaja 25 kg hingga 80 kg Remaja laki-laki Tinggi badan ideal 128 cm hingga 187 cm Berat badan ideal 24 kg hingga 90 kg Untuk mengetahui rentang berat badan ideal anak, coba perhatikan Indeks massa tubuh IMT. Indeks massa tubuh adalah ukuran yang menentukan apakah berat badan anak ideal sudah ideal atau belum. Anda bisa menghitung IMT anak dengan rumus di bawah ini Perlu diketahui, normal berat badan menurut IMT dikisaran 18,5-25. Apabila hasil dari perhitungan IMT sekitar 25,1 hingga 27 maka anak mengalami kelebihan berat badan. Apabila angka berada di atas dari kisaran tersebut dikategorikan sebagai obesitas. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan remaja Adapun beberapa faktor yang memengaruhi tumbuh kembang remaja yaitu 1. Faktor hormonal Hormon yang tidak seimbang bisa berpengaruh pada berat dan tinggi badan anak, baik saat balita atau sudah beranjak remaja. Ketidakseimbangan hormon seperti kadar tiroid atau hormon pertumbuhan yang rendah, menyebabkan perkembangan remaja lebih lambat. 2. Nutrisi yang kurang baik Stunting dipengaruhi oleh pemberian nutrisi yang kurang baik saat kecil. Hal ini membuat berat badan anak kurang underweight yang kemudian berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badannya. 3. Faktor genetik Bila anak Anda lebih pendek atau tinggi dari teman-temannya, kemungkinan ada faktor genetik. Apabila Anda atau keluarga lainnya memiliki tinggi badan yang di bawah rata-rata, bisa jadi hal itu menurun pada anak. Biasanya, ketika tinggi badan anak lebih pendek atau tinggi dari teman sebaya, dokter akan menanyakan rekam jejak di dalam keluarga. Selain itu, dokter juga akan bertanya tentang tumbuh kembang anak waktu masih kecil. Pasalnya, aktivitas anak juga membantu tumbuh kembangnya. 4. Waktu istirahat Durasi tidur yang pendek atau tidur kurang dapat menyebabkan tubuh gagal memproduksi hormon pertumbuhan dengan maksimal saat tidur. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan tinggi badan saat tidur tidak bekerja dengan maksimal. Itulah pentingnya waktu istirahat yang cukup bagi anak Anda. Berbagai perubahan yang muncul di usia remaja Tanpa disadari oleh orangtua, perubahan pada anak remaja bukan hanya soal fisik tetapi juga kematangan sosial emosionalnya,. Maka dari itu, fase remaja merupakan fase di mana peran orangtua sangat penting agar anak tetap di jalur yang tepat. Di fase ini, orangtua bertugas untuk mengarahkan dan memantau anak agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang menyesatkannya. Berikut beberapa perubahan yang terjadi pada fase perkembangan remaja 1. Perubahan fisik Peerubahan yang sangat terlihat dan menjadi tanda bahwa anak memasuki fase remaja adalah pubertas. Pubertas terjadi karena adanya peningkatan hormon di dalam tubuh. Ketika sudah mencapai usia tertentu, otak akan melepaskan hormon khusus sebagai tanda dimulainya masa puber. Di fase inilah sebagai orangtua mulai menyadari bahwa buah hati Anda bukanlah anak kecil lagi. Perubahan ini dapat terjadi dengan sangat cepat karena perubahan hormonal di fase ini sangatlah tinggi. Terdapat tiga fase perubahan fisik yang terjadi pada masa perkembangan remaja, baik untuk laki-laki maupun perempuan, seperti Growth spurt atau lonjakan pertumbuhan. Hal ini merupakan tanda atau awal anak Anda berproses menjadi dewasa. Karakteristik seks primer. Organ reproduksi mulai bekerja memproduksi sperma pada pria dan sel telur pada wanita. Karakteristik seks sekunder. Organ seksual yang mulai matang dan ditunjukkan dengan perubahan pada tubuh. Perubahan fisik remaja laki-laki Di usia 9 tahun, biasanya testis dan skrotum remaja laki-laki mengalami perkembangan. Maka dari itu, biasanya ukuran penis mulai memanjang Biasanya pertumbuhan ini akan berhenti di usia 17 atau 18 tahun sehingga ukuran juga bentuknya cenderung sudah matang. Sejalan dengan pertumbuhan penis, suara anak laki-laki juga akan berubah. Hal ini sejalan dengan terjadinya awal masa puber yaitu ketika mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya dimulai di perkembangan anak usia 13 hingga 17 tahun. Tidak hanya itu saja, ada pula pertumbuhan rambut di kemaluan, ketiak, kaki, dada, serta wajah. Hal ini bisa dimulai ketika masuk usia 12 tahun. Selain itu, pertumbuhan seperti tinggi anak laki-laki dimulai sejak usia 13,5 tahun dan melambat sekitar usia 18 tahun. Perubahan fisik remaja perempuan Pertumbuhan payudara pada remaja khususnya anak perempuan, akan mulai tumbuh di usia 8 tahun. Namun, hal ini tentunya menyesuaikan dengan tingkat hormon dari masing-masing anak. Biasanya, payudara akan tumbuh sepenuhnya pada perkembangan anak usia 12 hingga 18 tahun. Lalu, pada pada perkembangan anak usia 9 tahun, rambut di area kemaluan, ketiak, juga kaki mulai muncul. Sekitar dua tahun setelah pertumbuhan payudara remaja dan rambut halus, menarche atau menstruasi pertama akan muncul. Rentang waktu datangnya menstruasi adalah sekitar usia 9 hingga 16 tahun. Pertumbuhan atau perubahan fisik pada anak perempuan akan mencapai masa puncak di usia 11,5 tahun hingga 16 tahun. 3. Perkembangan kognitif remaja Perkembangan kognitif merupakan kemampuan anak dalam berpikir dan menalar sesuatu. Tentunya, ada perbedaan apabila dibandingkan dengan fase bayi, balita, serta anak-anak, yaitu terjadinya perkembangan cara berpikir di masa remaja. Perkembangan kognitif di masa remaja bisa dikatakan lebih kompleks, meliputi Melakukan pemikiran yang abstrak. Biasanya, para remaja memikirkan apa saja kemungkinan yang bisa terjadi dari hal yang belum atau akan dilakukan. Sudah memahami mengapa ia berpandangan A atau menginginkan A. Mulai bisa mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Pada masa ini pula remaja akan membandingkan sampai memperdebatkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Perlu diketahui pula bahwa perkembangan kognitif pada masa remaja mengacu pada perubahan di dalam otak. Hal inilah yang membantu anak Anda dapat berpikir serta belajar sehingga ia juga mampu untuk membuat keputusan tertentu. Ukuran dan berat otak remaja tidak berbeda jauh dengan orang dewasa, tapi belum sepenuhnya berkembang matang. Pada usia ini, myelin yang ada sejak ia dilahirkan memiliki rangkaian yang lebih kompleks. Myelin atau zat lemak di dalam otak bertugas untuk mengatur fungsi-fungsi dasar, seperti bernapas, makan, dan mengendalikan detak jantung. Rangkaian akhir myelin tersebut berada di bagian lobus frontal, tepatnya di belakang dahi. Myelin berfungsi untuk mengambil keputusan, mengontrol impuls, dan empati. Namun, fungsi tersebut belum begitu mantap layaknya orang dewasa. Oleh karena itu, banyak remaja yang sering mengalami galau atau emosi yang labil. Di fase ini peran orangtua sangat diperlukan dalam membimbing anak remajanya dalam mengambil keputusan supaya terhindar dari pilihan yang buruk. 4. Perkembangan emosional dan sosial remaja Perubahan pada hormon maupun perkembangan kognitif juga berkaitan dengan sisi emosional dan sosial yang akan dialami oleh remaja. Bisa dibilang, pada fase ini merupakan pencarian identitas yang akan menemani proses belajarnya menuju dewasa kelak. Umumnya saat usia anak menginjak usia 12 tahunt, perubahan suasana hatinya terlihat semakin menjadi-jadi. Namun di sisi lain, anak mulai memiliki sikap kepemimpinan yang akan semakin terasah ketika ia berada di sekolah dan lingkungan mainnya. Adapun beberapa perkembangan emosional yang umumnya muncul pada usia remaja, yaitu Memperlihatkan perasaan serta emosi yang kuat dan tidak terduga. Anak Anda akan terus belajar bagaimana mengendalikan dan mengekspresikan berbagai emosi. Menyadari perubahan fisik yang terjadi. Maka dari itu mereka juga memikirkan bagaimana tanggapan orang lain mengenai fisiknya. Mulai muncul perasaan minder karena berbagai hal. Berproses dalam pengambilan keputusan sekaligus belajar apa saja konsekuensi dari setiap tindakan. Sementara itu dari segi perkembangan sosial, berikut beberapa hal yang umumnya muncul Mencari identitas yang sesuai dengan keyakinan dirinya. Hal ini juga dapat dipengaruhi hal lainnya seperti jenis kelamin, latar belakang budaya, kelompok teman sebaya, kesukaan terhadap sesuatu, dan lain-lain. Berusaha untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Mencari pengalaman baru serta penasaran dengan hal yang berisiko. Bisa dikatakan tindakan masih impulsif. Sikapnya masih dipengaruhi oleh teman-teman terdekatnya. Mulai tertarik pada lawan jenis. Satu hal yang perlu diingat orangtua bahwa tumbuh kembang tiap anak berbeda. Namun, jika Anda merasa perkembangan dan pertumbuhan anak remaja Anda tidak sesuai usianya, silakan periksakan ke dokter.

orang yang memasuki masa remaja mulai berpikir untuk